Jangan Membuat Masalah Kecil Jadi Masalah Besar

 

Judul buku: Jangan Membuat Masalah Kecil Jadi Masalah Besar

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Penulis: Richard Carlson

Dicetak: 2019 (terbitan pertama)

Rating: 5/5

*

Blurb:

Banyak hal dalam hidup ini yang sebenarnya hanya masalah kecil, tapi kita memperlakukannya sebagai masalah besar. Sebenarnya, dengan membentuk perspektif baru bahwa masalah-masalah itu memang kecil, kita akan mempunyai lebih banyak waktu untuk memikirkan hal-hal yang benar-benar merupakan masalah besar.

Dengan yang tulisan yang mudah dipahami, buku ini menyajikan cara-cara membentuk perspektif yang lebih positif tersebut sehingga kita akan belajar untuk berdamai dengan diri sendiri dan lebih peduli. Hidup kita akan lebih terfokus pada masa kini, hubungan kita dengan orang lain akan menjadi lebih baik dan batin kita akan menjadi lebih tenang.

*

Melihat judulnya sudah membuatku membelinya. Judul yang begitu memikat, sesuatu dengan kebutuhanku selama ini—soal mencari panduan mengenai penyelesaikan mengenai masalah-masalah remeh kehidupan.

Jangan membuat masalah kecil jadi masalah besar, merupakan buku yang menuliskan 100 permasalahan kecil yang sering terjadi dikehidupan kita dan penulis memberikan strategi atau jalan keluar atas masalah kecil tersebut.

Nah. Aku tidak akan membahas 100 masalah tersebut. Aku akan memilih beberapa cuplikan masalah yang bisa dibilang sangat umum ditemui dalam kehidupan bermasyarakat saat sekarang. Dalam buku ini membahas banyak sekali permasalahan baik dari internal (diri kita sendiri) ataupun secara eksternal (dari orang-orang yang ada disekitar kita). 

Aku sangat menyukai buku ini, terutama dalam segi pengemasan inti masalahnya setiap babnya itu sangat ringan tak dan tidak membutuhkan waktu lama untuk membacanya serta menyerap isinya. Mungkin berkisar 1-3menit untuk membaca perbabnya, karena Richard Carlson membuat penututuran perbabnya berkisar minimal 1 halaman dan maksimal 3 halaman, cukup simple bukan.

Tidak hanya itu, Richard Carlson juga memberikan contoh-contoh sederhana didalama penjelasannya sebelum beliau menuliskan konklusinya diakhir bab. Contoh sederhananya-lah yang membantuku untuk menyadari mengenai pentingnya hal-hal yang dituturkan beliau dalam tulisannya.

Setelah aku membaca buku ini, otakku terkadang bilang ‘Ah berarti dulu harusnya gini’ atau ‘Lainkali nggak usah kamu ladeni omongannya’ mungkin seperti ini ‘Abaikan saja’ seperti itu.

Setidaknya dengan membaca ini aku bisa lebih mudah mengkontrol diriku dalam menemukan ‘kebahagiaan’ dalam kehidupan sehari-harinya.

Sekian reviewnya, semua membantu dan stay tuna ya.

Comments

Popular posts from this blog

Membunuh Cupid

The Kudryavka Sequence [PART 3]

The Confidante Plot