Zero Class [PART 1]
Judul buku: Zero Class
Penerbit: PT Gramedia
Pustaka Utama
Penulis: Pricillia
A.W.
Dicetak: 2012
ISBN: 978-979-22-8964-0
Rating: 4/5
*
Blurb
Nagita Valda murid baru di SMA Nusa Jaya. Dia tidak sadar
dirinya berada di tengah pertempuran sengit.
Medannya, kelas 11 IPS 4.
Musuhnya? Tidak terdeteksi.
Asal-muasal penyebab perselisihan belum tersibak
kebenarannya oleh Gita.
Banyak rumor mengudara, sesungguhnya pertempuran sengit itu
hanya kamuflase. Jika ditelaah lebih detail, segala gejolak dan baku hantam
yang terjadi di kelas itu bersumer dari masalahh sepele yang sentimental antara
Nathaniel Rahardja, anak pemilik Yayasan sekolah, dan Raditya Widiantoro, teman
sebangku Gita.
Gita tak bisa duduk manis menerima situasi itu! berbekal
tekad kuat dan strategi jit, ia melancarkan serangan balik. Tujuannya jelas,
ingin menghancurleburkan segala macam tindak diskriminasi kolot yang
membelenggu 11 IPS 4.
Perlahan…Gita malah masuk terlalu dalam ke setiap jengkal
pertikaian. Sampai ia tak lagi mengenal Nathan, yang sebelumnya ia kenal
sebagai sosok hangat dan menyenangkan.
Akankah pertempuran di meda sulit ini membuat Gita menyadari
siapa kawan dan lawan? Dan berdiri membela pihak yang benar?
*
Novel serial Zero Class karya Pricillia A.W sudah menemaniku selama masa SMAku. Buku ini terbit di tahuan 2012 tepat ketika aku masuk di bangku SMA.
Zero Class menceritakan kedatangan Gita menggenapi jumlah murid 11 IPS 4 di SMA Nusa Jaya membuat cewek itu harus berhadapan langsung dengan hiruk pikuk masalah yang terjadi di kelas barunya. Banyak hal baru yang masih sulit ia cerna, terutama mengenal pokok masalah antara Nathan dan Raditya, bahkan masalah yang menyebabkan muncul kelas 11 IPS 4 di SMA barunya.
Tanpa gentar, Gita bersikeras ingin menghapuskan diskriminasi terhadap kelas barunya. Mengangkat aura kelas 11 IPS 4 ke permukaan dengan mengikuti beberapa agenda kegiatan di Bulan Bahasa dan Pensi tahunan sekolah barunya. Itu tidak mudah, Gita harus berjuang keras membujuk beberapa temannya yang merupakan pion-pion penting dalam 11 IPS 4.
Sejauh ini Gita berhasil sedikit menghidupkan 11 IPS 4, tapi ia nggak tahu apa yang menantinya di depan sama (alias di seri keduanya).
Secara konflik garis besar, permasalahan ini belum pernah aku ketahui karena biasanya diskriminasi alami secara individual, bukan kelompok seperti 11 IPS 4 ini. Tapi semakin menuju ending, semakin menegangkan bahkan perlahan kembali membuka trauma baik Nathan ataupun Radit berkat kehadiran Gita tentunya.
Aku sangat menyukai sosok Gita, meskipun ia pendatang baru, cewek itu nggak cuek bebek melainkan ikut membaur secara diam-diam untuk mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. Bahkan Gita sampai repot-repot ingin berjuang demi kelasnya, demi menegakkan keadilan untuk kelas barunya.
Rekomend untuk kalian pecinta teenlit, karena konflik utama novel ini bisa dibilang berbeda dari teenlit yang lainnya. Unik, seperti berusaha melibatkan seluruh karakter baik itu figuran ataupun utama untuk mencapai tujuan utama.
Sekian dulu reviewnya.
Stay tuna.

Comments
Post a Comment