Judul buku: Big City, Little Things
Penerbit: Penerbit
Haru
Penulis: MOH
Dicetak: Mei, 2019
Rating: 5/5
*
Blurb
Di kota besar, pernahkan kau memperhatikan hal-hal kecil?
Seorang pemuda yang menghabiskan begitu banyak energi untuk
mencari mantan pacarnya sehingga melupakan kekasihnya yang sekarang. Seorang
mahasiswa dengan banyak mimpi di pekerjaan pertamanya. Seorang ibu rumah tangga
yang bermimpi memulihkan karirnya sebagai penyanyi pop.
Kisah orang-orang biasa ini menjadi hidup di bawah goresan
tangan komikus muda HOM yang penuh rasa ingin tahu. Illustrasi dan penafsiran
narasi yang brilian dari HOM berhasil mengungkapkan kedalaman emosi setiap
karakter dan kisah mereka, memungkinkan mereka untuk mewakili perasaan banyak
orang.
Mungkin kalian salah satunya.
*
“Setiap hari ada
kisah yang terjadi di dunia ini… Seseorang jatuh cinta pada seseorang,
seseorang kehilangan kekasihnya, dan seorang yang didesak untuk mengambil
keputusan. Kalau kau gagal menemukan kisah-kisah ini, kau sama sekali tidak
mengerti dengan arti sebuah kehidupan.”
–Yao Gun Mou
Big City, Little Things merupakan sebuah
komik yang unik. Kenapa author bisa bilang begitu? Karena diawal dan akhir
cerita komiknya, pasti ada beberapa paragraph yang mengulas sedikit kisah komik
yang digambarkan oleh penulis. Untuk lebih jelasnya, author akan jabarkan
nanti.
Mengenai
cover buku, ini adalah hal yang menarik diulas. Kenapa? Karena semua karakter
utama yang diceritakan dalam komik ini terpampang lengkap pada cover depan dan
belakang buku ini. Mau bukti? Author kasih buktinya, tapi nanti.
Tentang
cerita, penulis sekaligus komikus menuliskan banyak kisah dengan banyak
karakter yang salah satunya saling berkaitan satu dengan lainnya. Masing-masing
cerita punya pesan moral yang bisa diambil oleh para pembacanya. Mari kita ulas
satu persatu kisah dalam Big City, Little
Things.
Cerita ke-1 : Orang yang tiba-tiba muncul lagi dalam ingatan kita
“Yang seharusnya aku lakukan sekarang
adalah mengharagaimu dengan benar.”
Orang yang tiba-tiba muncul lagi dalam ingatan kita merupakan kisah
dimana seorang lelaki kembali mengingat
cinta pertamanya disaat dirinya sudah menjalani hubungan dengan wanita
lain. Wen Bo An adalah lelaki itu, dia teringat kembali dengan cinta pertamanya
dan berusaha untuk menghubungi wanita itu lagi. Tapi ketika Wen Bo An jatuh
sakit, kekasihnya—Li Di Fen—merawatnya dengan penuh kasih sayang, membuat Wen
Bo An melihat ketulusannya dan mengurungkan niatnya untuk menghubungi cinta
pertamanya.
Dari cerita ini
author menangkap sebuah pesan moral, kita harusnya menghargai orang yang
benar-benar memberikan tindakan nyata kepada kita bukannya kita mendambakan
orang yang tidak nyata untuk bertindak pada kita.
Cerita ke-2 : Di jalan Chenling
“Mengejar impian adalah yang paling
penting!
Teguh dan pantang menyerah adalah yang
paling penting!”
Di jalan Chenling merupakan kisah hidup dari sosok gadis bernama Wei
Wei yang bekerja bagian art designer pada
perusahaan kecil pemasaran. Gadis itu berulang kali ingin menyerah, menyerah
terhadap pekerja menggambarnya hanya karena supervisior—Kak Yin—yang begitu
keras dan tegas, tak lupa beliau juga kritis dalam memberikan pendapat mengenai
pekerjaan Wei Wei. Bagi gadis itu, hanya es krim masa kecilnya yang dapat
mengembalikan semangat untuk meraih impiannya kembali. Es krim Ba Bu kembali
mengingatkan tentang impian masa kecil Wei Wei, membuatnya kembali bersemangat
menghadapi dunia masyarakat.
“Walaupun kekecewaan
adalah hal yang tidak dapat dihindari dalam hidup
tapi banyak hal
sesungguhnya tidak separah yang kita pikirkan.
Maka biarkan persaan
sedih itu tertinggal dihari kemarin.”
Cerita ke-3 : Setelah Musibah
“Ketika seseorang yang tidak memiliki
apapun,
mempunyai seseorang yang senantiasa tetap
berada disampingnya,
itulah cinta sejati.”
Setelah Musibah merupakan kisah
kecelakaan menimpa Yao Jie membuat kehilangan kedua kakinya, ia hanya duduk di
kursi roda hingga masa penyembuhannya berakhir. Sedangkan Pei Yin merupakan
kekasihnya—mungkin dicerita sebelumnya Di
jalan Chenling dikenal dengan Kak Yin—sangat tegar dan sabar menghadapi Yao
Jie yang sangat emosional semenjak kehilangan kedua kakinya. Dalam cerita ini,
komikus ingin menjelaskan bahwa keduanya (penderita dan penjaga yang sakit)
mempunyai tantangan masing-masing. Penderita harus melawan penyakitnya yang
mungkin bisa sembuh dalam jangka waktu cepat atau bisa selamanya terjangkit
penyakit. Sedangkan yang menjaga orang sakit harus dalam kondisi siap siaga
untuk merawat si penderita serta harus bersabar.
Ada
tiga hal yang ingin disampaikan oleh komikus lewat kisah Yao Jie dan Pei Yin
yaitu besarnya kerja keras orang yang menjaga orang sakit, perasaan orang sakit
yang terluka—terutama jika orang tersebut merasakan bahwa dirinya akan menjadi
beban keluarga—dan lubang pemisah antara pasangan yang menyebabkan munculnya
rasa rendah diri.
Cerita ke-4 : Terkadang Pulang
“Adakalanya pulang dan temani ibu,
itu sudah membuat ibu sangt ssenang.”
Terkadang Pulang adalah kisah A Zhen yang terlalu sibuk dengan
kehidupannya untuk mencari rejeki. Dirinya sampai lupa dengan kampong
halamannya. Hingga suatu saat nenek kosnya menghampirnya, bercengkrama
dengannya hingga tanpa sengaja nenek kos itu menceritakan betapa kesepiannya
dirinya karena anaknya terlalu sibuk dan tidak memiliki waktu untuk meluangkan
waktunya bersama. Dari situlah, A Zhen akhirnya memutuskan untuk pulang ke
kampong halamannya.
Setibanya dirumah, A
Zhen kembali dipusingkan dengan tingkah kedua kakaknya yang telah lebih dahulu
sukses disbanding dirinya. Kakak perempuannya membelikan hadiah untuk ibunya
sebagai peringatan hari ibu, sedangkan kakak lelakinya memberikan liburan ke
luar negeri selama seminggu. Sedangkan A Zhen tidak memberikan apapun. Mendengar cerita anak dari nenek kosnya,
membuat A Zhen tersentuh dan memutuskan untuk pulang dan menghabiskan waktunya
bersama kedua orang tuanya.
Disini author
mendapatkan pesan moral, seberapa sibuknya dirimu untuk mencari rejeki jangan
pernah untuk meluangkan waktu untuk orang tuamu, karena waktu tidak dapat
dikembalikan lagi.
Cerita ke-5 : Perjalanan Karier Menyanyi Nenek
“Bagaimanapun, membesarkan anak secara baik
dan menanggung beban keluarga merupakan
tugas yang sulit.
Kepada orang tua diseluruh dunia, kalian
sangat hebat.”
Perjalanan
Karier Menyanyi Nenek merupakan
kisah dari ibu A Zhen—Wang Xue—yang pada jaman mudanya bekerja sebagai penyanyi
bar. Iseng-iseng kakak perempuan A Zhen mendaftarkannya pada lomba menyanyi di
saluran televisi, akhirnya Wang Xue mengikuti audisi tersebut hingga masuk pada
babak final.
Sayangnya Wang Xue
gagal untuk mencapai kemenangan tersebut. Komikus menggambarkan penampilan
terakhir Wang Xue dengan gambar lentera memberikan kesan bahwa Wang Xue
memutuskan untuk tidak mengejar ketenarannya setelah mengikuti audisi melainkan
dirinya berharap keluarganya selalu damai dan sejahtera.
Pesan yang author
tangkap, yaitu keluarga adalah nomer 1 bagaimanapun kondisimu terutama ketika
hal mewah menghampirimu.
Cerita ke-6 : Sebuah Jambu Biji
“Aku punya kaki dan tangan,
pekerjaan apa pun bisa kulakukan.
Sebuah Biji Jambu
merupakan kisah nyata yang diambil oleh komikus ketika beliau kerja di bidang
media. Permasalahan yang terjadi antara petugas kebersihan dengan karyawan yang
memberikan buah jambu.
Disini membuat author sebagai pembaca memikirkan
banyak perdebatan antara lain, kenapa harus dimarahi sementara petugas itu
menerimanya. Buah itu diberikan padanya. Memang dikantor memiliki kasta yang
sangat kuat antara karyawan kantoran dengan petugas kebersihan? Tidak ada
perlawanan ataupun perdebatan, petugas kebersihan itu harus mengundurkan diri
dari kantornya.
Cerita ke-7 : Keluarga
Khusus
untuk cerita yang terakhir setahu author, tidak sosok A Wang tidak ditampilkan pada
kover depan maupun belakang
Keluarga adalah kisah A Wang sungguh mencari muka terhadap
supervisornya bahkan rekan kerjanya sendiri. A Wang menerima pekerjaan dari Kak
Yin dan dengan serakah menyelesaikan sendiri, padahal Kak Yin menyuruhnya untuk
berbagi dengan rekan kerja lainnya. Tapi nyatanya, A Wang menyelesaikan seorang
diri dan justru pekerjaannya salah total.
Pesan yang author
tangkap, tugas akan lebih mudah jika dilakukan bersama-sama jika itu tugas
bersama dengan rekan kerja.
Author rekomendasikan buku ini, karena buku ini punya banyak pesan moral. Terutama pesan moral kehidupan yang sangat sering didapatkan pada sehari-hari. Membuat kita menghargai apa itu kerja keras, apa itu perjuangan untuk memperjuangkan sesuatu, apa itu keluarga dan masih banyak lagi. So, segera dapatkan buku ini di toko buku terdekat.
So sekian dan Stay Tuna di review berikutnyaa XDD
Comments
Post a Comment