Caffe 0419

 Judul buku: Caffe 0419

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama—M&C

Penulis: December Daisy

Dicetak: 2017

Rating: 5/5

*

Blurb:

DIJUAL CEPAT!

SEBUAH BANGUNAN DUA LANTAI.

LUAS 386m2 di daerah Seogoyo

Begitulah sebuah pengumuman singkat yang ia pasang di salah satu halaman iklan website penjualan property bersama dengan foto bangunan tersebut. itu adalah sebuah iklan penjualan sebuah bangunan tua bekas kafe peninggalan orangtuanya. Perasaannya menjadi gelisah setiap kali mengawasi deret iklan tersebut.

Apa yang Mooyoung harapkan dari iklan ini?

Apakah dengan begini ia dapat melupakan seluruh kenangan menyakitkan mengenai mereka? Tapi, mengapa hal ini tidak berjalan seperti keinginannya? Siapa ketiga orang yang menggunakan bangunan kafe miklik orangtuanya?

Menagapa mereka mengatakan ini adalah tempat milik mereka? Siapa juga First Snow? Mengapa ia seperti mengenal Mooyoung dengan baik?

*

“Setiap tetesannya telah mengalami perjalanan yang panjang hingga akhirnya membentuk secangkir kopi yang siap diminum. Seperti manusia, setiap kenangan yang tercipta telah melewati berbagai hal, hingga itulah yang membentuk seseorang menjadi dirinya. Kau tanpa tetesan kenangan itu, mungkin saja saat ini yang berdiri dihadapanku bukanlah kau yang seperti ini.” –Hyeonmoo.

Novel Caffe 0419, awalnya aku mengira tidak akan ‘menohok’ ini. Sebelum aku bahas alasan kubilang novel ini ‘menohok’ kita intip dulu kover novel ini.

Coklat muda dan tua. Perpaduan yang sangat identik bagi sebuah kafe. Itulah yang digambarkan pada kover novel. Menggambarkan suasana kafe, sekaligus menyajikan secangkir kopi untuk dinikmati. Aku suka kovernya, karena perpaduannya yang menarik, simple, dan ciri khas kafe banget.

Caffe 0419 menceritakan mengenai Mooyoung yang hendak menjual bangunan peninggalan orang tuanya untuk menghapus semua kenangan kelam masa lalunya pada orang tuanya. Awalnya, aku mengira tidak akan seberat ini permasalahan Mooyoung. Perlahan aku menyelami novel ini, melihat sisi Mooyoung yang mulai sangat membenci kopi, kafe, ataupun hari Natal yang harusnya paling ditunggu oleh banyak orang. Tapi dia sangat sangat sangat membencinya.

Alasan membencinya? Kalian cari tahu sendiri.

Mengenai penulisan alurnya, penulis menggunakan alur maju mundur. Kita diajak mengintip kenangan masa lalu Mooyoung bersama keluarga dan teman masa kecilnya. Kalian akan tahu alasan Mooyoung membenci kopi setelah mengikuti masa lalunya.

Penulis Caffe 0419 membawa kita sebagai para pembaca sekali mengikuti perjalanan Mooyoung, tanpa kita sadari penulis ingin kita mengambil pesan moral yang cukup menohok bagiku.

Kita tidak boleh menilai sebuah kepergian itu sebagai kehilangan, karena didunia ini tidak ada yang abadi. Semua yang datang pada kita, pasti ada saatnya akan pergi. Sebaliknya, melepaskan atau merelakan adalah cara pengganti rasa kehilangan. Dan disetiap orang yang hadir dalam hidup kita, akan memberikan kenangan/pembelajaran untuk kita yang akan membentuk kita seperti sekarang ini.

Kenapa kita harus merelakan? Karena setiap yang pergi akan digantikan dengan yang baru. Seperti Mooyoung yang kembali bertemu dengan teman masa kecilnya.

Cara ketemunya gimana? Baca sendiri yaa, aku tidak mau spoiler.

Sekian dan stay tuna 

Comments

Popular posts from this blog

Membunuh Cupid

The Kudryavka Sequence [PART 3]

The Confidante Plot