Dosbim
Judul buku: Dosbim
Penerbit: Penerbit Clover
Penulis: Liliana Hikari
Dicetak: 2020
ISBN: 978-602-48-0921-8
Rating: 3.9/5
*
Blurb
Proposal penelitian Tim Nara berhasil lolos seleksi! Awalnya Nara kira proses selanjutnya hanya sisa eksekusi, tapi ternyata Drg. tian mengarahkan Nara untuk berkonsultasi dengan dosen farmasi bernama Pak Dirga.
Nara tidak menyangka kalau Pak Dirga adalah seorang dosen muda yang selalu dipanggil dengan sebutan “Kak”. Kak Dirga tampan dan pintar, namun kritis, perfeksionis, dan nggak segan memarahi jika Nara melakukan kesalahan.
Nara kesal dan berusaha menjaga jarak, tapi Kak Dirga malah terus mendekat. Ingin menjauh, tapi Nara juga butuh Kak Dirga untuk membantu penelitiannya. Akankah Nara berhasil menyelesaikan penelitiannya? Dan bagaimana Nara akan menghadapi Kak dirga setelah penelitian itu selesai?
*
Membaca novel “Dosbim” kembali membawa kenangan waktu kuliah—tepatnya saat mengerjakan tugas akhir kembali berputar di otakku. Ditambah ingatanku tentang interaksi antar mahasiswa hingga antar dosen kadang membuatku geleng-geleng kepala. Itulah yang dirasakan Nara ketika mendapatkan amanat untuk berkonsultasi tentang obat-obat pada Pak Dirga atau akrab dipanggil Kak Dirga.
Dosbim—menceritakan perjuangan Nara dan timnya untuk membuat proposal final seleksi PPM universitasnya. Seusai dinyatakan lolos seleksi, Drg Tian menyarankan Nara dan timnya menemui dan meminta konsultasi pada dokter farmasi alih obat-obatan—yaitu Pak Dirga. Awalnya semuanya berjalan dengan baik, hingga Dirga mulai menunjukkan ketertarikannya pada Nara.
Selama aku membaca novel ini, rasa bosan terus mengiringiku selama penulis menjelaskan perihal seluk-beluk tentang penelitian. Walau hal-hal penelitian cukup membosankan, tapi aku bertahan membacanya berkat interaksi Dirga dan Nara. Interaksi keduanya terbilang unik, receh tapi kadang Dirga berbelit. Cowok seakan ingin menyatakan perasaannya, tapi caranya terlalu rumit bagi Nara—yang tipe cewek ingin to the point, apa adanya tanpa berbelit—terlihat emosi Nara selalu terpatik ketika saat berbicara dengan Dirga. Entah itu penjelasan tentang penelitian ataupun hal random lainnya.
Buku ini terbilang cukup tebal dan berisi tentunya. Didalamnya aku banyak selalu mendapatkan petuah-petuah penting dalam kehidupan, tapi yang paling terlihat dalam novel ini adalah tentang komunikasi terutama antara mahasiswa dan dosen pembimbing tentunya. Nggak semua dosen itu jahat, kalau murid bimbingannya itu sering berkomunikasi dengan beliau-beliau. Pasti akan menemukan sisi baik dari para dosen tersebut.
Sekian reviewnya dan stay tuna.

Comments
Post a Comment