Blue Morpho
Judul buku: Blue Morpho
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Penulis: Sekar Ayu Asmara
Dicetak: 20210
ISBN: 978-602-04-4473-8
E-ISBN: 978-602-06-4474-5
Rating: 3/5
*
Blurb
Konon menurut ramalan, jodoh Drupadi berhubungan dengan kupu-kupu. Yang benar saja, Drupadi kan fobia kupu-kupu. Tapi muncul Arka, vokalis band Caterpillar. Apa mungkin Arka jodoh Drupadi? Bukankah caterpillar alias ulat bulu kelak akan berubah menjadi kupu-kupu? Melihat ketertarikan Arka, Drupadi langsung menyambar kesempatan. Lagi pula, Drupadi bosan terus-terusan diancam mamanya bakal dijodohkan.
Pertemuan Drupadi dengan Gusti membuyarkan segala keyakinan gadis itu. Drupadi belum pernah merasakan jantung berdebar-debar hebat seperti ketika berada di dekat Gusti. Ironisnya, Gusti itu sahabat Arka! Dan ramalan jodoh kupu-kupu itu tidak sesuai dengan Gusti. Haruskah Drupadi mengorbankan cinta yang dia rasakan terhadap Gusti untuk tetap bersama Arka?
*
Siapa yang masih percaya dengan ramalan jodoh seperti Drupadi? Cewek itu sampai menghabiskan waktu berkeliling mendatangi tiga peramal untuk menanyakan siapa jodohnya. Dan semua peramal mengatakan bahwa jodoh Drupadi berhubungan dengan kupu-kupu.
Blue Morpho — menceritakan betapa jenggahnya Drupadi yang selalu dikejar oleh mamanya untuk mencari jodoh, bahkan tak segan Drupadi rela menerima perjodohkan mamanya kalau di hari ulang tahun ke-24nya dirinya masih single. Tapi nyatanya, di ulang tahun ke 24, Drupadi sudah tidak single melainkan dia taken dengan vokalis band Caterpillar yaitu Arka. Sayangnya perasaan lain menyusup dalam hati Drupadi saat bertemu dengan sahabat Arka—Gusti. Dan perdebatan otak dan batin Drupadi pun dimulai.
Darimana aku harus membahas? Dalam buku setebal 168 halaman, tapi memuat pesan cukup krusial untuk para pasangan. Jangan sampai kalian seperti Drupadi, berkeinginan mengejar jodoh sampai-sampai melakukan perbuatan di luar nalar.
Boleh aku benci dengan karakter Gusti? Jujur aku benci banget dengan Gusti. Dia sudah mengetahui fakta hubungan Drupadi dan Arka, masih tetap saja maju pantang mundur menusuk Arka dari belakang dan berhasil bermain di belakang Arka saat band Caterpillar memulai tour album terbaru mereka.
Ingin juga aku membenci Drupadi, tapi wanita itu nggak sepenuhnya salah. Sebelum “bermain” dengan Gusti, dia sudah sempat berusaha dan ingin “mematikan” rasa itu walau akhirnya Drupadi menerima ajakan “bermain di belakang” bersama Gusti.
Tapi ada yang lebih kubenci daripada ini, mengenai penulis yang sama sekali tidak memberitahukan keadaan Arka setelah ditinggal Drupadi. Apa dia masih memaafkan Gusti? Atau memilih memutuskan hubungannya dengan sahabat karibnya. Entatlah ceritanya berhenti di bagian happy ending Gusti dan Drupadi. Aku kesal, sangat kesal.
Oke masalah alur sudah selesai, sekarang aku mau bahas tentang gaya kepenulisan si penulis. Awalnya aku mengira ini bakal jadi buku romance yang indah, dilihat dari judul dan kover yang cantik. Aku membayangkan setiap kata yang tertulis bakalan indah banget seperti sudah dipoles dengan majas atau susunan kata dibuat sedemikian rupa. Sayangnya imajinasiku zonk banget. Hatiku sama sekali nggak terkagum dengan penulisannya, terkesan biasa-biasa saja. Padahal ada karakter Gusti yang digambarkan seorang penyair, tapi entah gimana masih gaya penulisannya masih aja yang kurang klik. Kurang nyatu. Dan mungkin kurang bisa untuk dihayati.
Sekian reviewnya, yang lagi nyari buku tipis, tema nggak berat, dan bisa diselesaikan dalam sekali duduk. Ini jawabannya.

Comments
Post a Comment