Boss & Me
Judul buku: Boss & Me
Penerbit: Penerbit Haru
Penulis: Gu Man
Dicetak: 2017
ISBN: 978-602-6383-28-0
Rating: 3.9/5
*
Blurb
“Halo Nona Xue Shan Shan. Aku membawakan makan siang yang telah disiapkan oleh Presdir Feng.”
Gara-gara memiliki golongan darah yang unik, Shan Shan tiba-tiba dipanggil ke rumah sakit. Shan Shan mendonorkan darahnya untuk adik pemilik Grup Feng Teng, tempatnya bekerja.
Setelah itu, Presdir Feng selalu mengirimkan bekal makanan. Shan Shan yang tadi sempat terharu oleh kebaikan bosnya, mulai merasa ada yang tidak beres. Di saat Shan Shan pikir kiriman bekal itu sudah berhenti, ia malah dipanggil ke ruangan Presdir Feng.
Gawat! Kenapa Presdir Feng malah mengajak Shan Shan makan berdua di ruangannya?
*
Boss & Me — menceritakan tentang kehidupan Xue Shan Shan bekerja sebagai pegawai di Feng Group jungkir balik seratus delapan puluh derajat setelah menjadi pendonor darah untuk adik sang CEO, Feng Teng. Perlakukan istimewa mulai datang satu persatu, mengantarkan makan siang hingga menyuruh Shan Shan untuk makan di ruang CEO. Tidak hanya sekedar makan, melainkan menjadi tukang pemilah sayur karena Feng Teng adalah orang pemilih dalam hal makanan. Hubungan itu lambat laun menjadi romansa, keduanya menyukai satu sama lain meski cara Feng Teng memberikan perhatian sangatlah unik dan tidak terduga oleh siapapun. Adiknya pun kebingungan melihat kakaknya jatuh cinta.
Tema dalam novel ini memang tentang hubungan antara atasan dengan bawahan, menjalin romansa sesama rekan kerja. Pembedanya bukanlah orang ketiga yang mengusik hubungan Shan Shan dan Feng Teng melainkan permasalahan pribadi Shan Shan yang suka menerka sendiri (alias overthinking) terhadap semua kejadian selama menjalin kasih dengan Feng Teng. Kebiasaan overthinkingnya berulang kali membuat Feng Teng salah paham.
Tidak hanya sifat overthink yang menjadi “penganggu” dalam hubungan mereka, pihak keluarga besar juga menjadi “penggganggu” dalam sisi internal Shan Shan, terutama si Bibi Pertama. Selalu membandingkan anak perempuannya yang ternyata anaknya membelot dari keinginan sang Ibu. Sayangnya saat Feng Teng melamar Shan Shan, penulis tidak memunculkan kehadiran Bibi Pertama lagi. Jujur aku ingin melihat reaksi Bibi Pertama saat Shan Shan dilamar oleh seseorang dengan kedudukan jauh lebih tinggi daripada Asisten Fang (yang selalu dijodohkan oleh keluarga pada Shan Shan).
Status dan latar belakang keluarga juga menjadi tema keseluruhan dalam novel ini, dimana-mana overthinking Shan Shan mulai mengerogoti kewarasannya lantaran memikirkan tingkat kesesuaiannya dengan Feng Teng (yang dari keluarga terpandang dan kaya), berbeda dengan dirinya. Tapi hal itu memang sering terjadi ketika mencari pasangan, latar belakang keluarga juga menjadi poin penilaian bagi orang tua hingga tetua sekalipun. Disini setidaknya Shan Shan sudah berusaha keras memantaskan dirinya untuk Feng Teng dengan mengikuti ujian tes akuntan bersertifikat. itulah yang membuat Shan Shan pantas bersanding dengan Feng Teng.
Kesan pertama membaca novel ini adalah cepat. Gimana nggak cepat, satu bab nggak kerasa. Tiba-tiab sudah baca lima bab. Terjemahannya sungguh mengalir, memudahkanku memahami perkembangan Shan Shan dan Feng Teng.
Pesan moral yang aku dapatkan lebih mengarah dalam ranah keluarga. Harus tetap rendah hati dan tidak membalas dendam, seperti Shan Shan yang saat itu terus disindir oleh Bibi Pertama memilih bungkam walau dirinya sudah menjalin asmara dengan Feng Teng. Tidak ada artinya mengumbar kebahagian di atas orang lain, itu akan memberikan kebahagian sesaat.

Comments
Post a Comment