Black Showman dan Pembunuhan di Kota tak Bernama
Judul buku: Black Showman dan Pembunuhan di Kota tak Bernama
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Penulis: Keigo Higashino
Penerjemah: Milka Ivana
Dicetak: 2021
ISBN: 978-602-06-5769-1
E-ISBN: 978-602-06-5770-7
Rating: 4/5
*
Blurb
Pembunuhan bisa terjadi di mana saja, termasuk di sebuah kota kecil, terpencil, dan nyaris terlupakan di tengah pandemi Covid-19.
Seorang mantan guru SMP ditemukan tewas tercekik di halaman rumahnya sendiri. Polisi tidak tahu apakah ini pembunuhan terencana, pembunuhan tak disengaja, atau aksi pencurian yang berakhir dengan pembunuhan. Korban adalah guru yang disegani. Setelah pensiun pun, mantan murid-muridnya sering menghubunginya untuk meminta bantuan atau nasihat. Jadi, tentu saja para mantan muridnya, yang pulang ke kota itu demi menghadiri reuni, termasuk dalam daftar orang-orang yang dicurigai.
Polisi kebingungan, dan si pembunuh lega karena identitasnya tidak akan pernah ketahuan.
Namun, ia tidak menyangka bahwa putri korban akan muncul bersama pamannya—seorang mantan pesulap eksentrik—dan ikut menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi dan mencari tahu siapa yang membunuh Kamio Eiichi.
*
Akhirnya aku membaca karya Keigo lainnya dan rasanya feeling good. Gimana nggak ya, tentang misteri memecahkan kasus pembunuhan. Tema ini selalu membuatku kepo bukan main. Walau aku membacanya amat sangat lama sebulan lebih.
Black Snowman dan Pembunuh di Kota tak Bernama — menceritakan tentang Kamio Mayo–anak dari Kamio Eiichi yang terbunuh di rumahnya sendiri–bersama pamannya Kamio Takeshi berusaha mencari siapa pelaku pembunuhan kakak kandung sekaligus ayah keponakannya itu. Kasus pembunuhan itu terjadi ketika COVID 19 menyerang dunia, menyebabkan Mayo harus bergelimpangan mengurus jenazah sekaligus penyelidikan kasus pembunuhan Kamio Eiichi.
Novel ini tebal, hampir mencapai 516 halaman. Page turner, di beberapa adegan. Namun ketika aku membaca terkadang alurnya begitu lambat dan membosankan, memperlihatkan betapa detilnya karakter Kamio Takeshi dalam mengamati segala hal, segala proses penyelidikan kepolisian. Yang buat aku kagum serta bertahan membaca adalah sosok Takeshi (si pesulap ulung, yang tiba-tiba banting setir membuka klub Trap Hand). Walau karakternya seperti menyebalkan tingkat akut, tapi dia super cerdas, maklum mantan pesulap kelas dunia yang sangat mengerti trik-trik dan peluang-peluang terjadinya sesuatu hal.
Yang aku sukai dari novel ini adalah alurnya dengan mengulik masalah-masalah kehidupan yang dialami mantan siswa Kamio Eiichi, sehingga membuat guru itu menjadi tempat curhat para mantan murid-muridnya. Termasuk mengungkap asal muasal komik legendaris novel ini Genno Labyrinth. Endingnya sangat membagongkan, sayangnya feel plot twistnya agak kurang berasa lantaran aku membacanya terputus-putus. Tidak hanya ending tentang siapa pelakunya, melainkan ending bagaimana hubungan Kenta dan Mayo yang berakhir terbuka (alias pembacalah yang menentukan)
Next, aku akan mencoba karya Keigo lainnya. Sekian dan stay tuna.

Comments
Post a Comment