Five Feet Apart
Judul buku: Five
Feet Apart
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Penulis: Rachel Lippincott dengan Mikki Daughtry
& Tobias Iaconis
Dicetak: Mei 2019 (cetakan kedua)
Rating: 6/5
*
Blurb:
Stella Grant suka
memegang kendali. Hanya satu yang tak bisa dia kendalikan, yaitu penyakit
fibrosis kistik yang membuatnya sering keluar-masuk rumah sakit. Yang harus
Stella lakukan adalah terpisah dua meter dari siapapun atau apapun yang mungkin
bisa menularkan infeksi, yang mungkin membuatnya tercoreng dari daftar
transplantasi paru-paru. Tidak ada perkecualian.
Sebentar lagi Will
Newman akan berusia delapan belas tahun. Itu berarti dia punya kendali atas
dirinya sendiri. Satu-satunya hal ingin Will kendalikan adalah keluar dari
rumah sakit, bukannya terkungkung selamanya disana. Dia tidak peduli terhadap
rangkaian perawatan penyakit fibrosis kistik dan uji coba obat klinis yang
harus dia jalani.
Will merupakan sosok
yang jelas-jelas harus Stella jauhi. Begitu Will berada di dekat Stella, gadis
itu bisa kehilangan tempat dalam daftar transplantasi parau-paru. Bahkan, salah
satu dari mereka bisa mati. Satu-satunya cara agar mereka tetap hidup adalah
dengan menjaga jarak. Namun, terpisah dua meter terasa seperti hukuman bagi
mereka.
Lantas, bagaimana
kalau Stella dan Will bisa mencuri sedikit ruang? Bagaimana jika jarak yang
terbentang di antara mereka hanya sau setengah meter?
*
Siapa yang tidak tahu novel satu ini? Novel Five Feet
Apart sudah diadaptasi menjadi film layar lebar. Film ataupun novel
semuanya sama bagusnya. Filmnya sangat sesuai dengan novelnya, yang membedakan
pada novel memiliki cerita tambahan yang kalian tidak dapatkan di filmnya. Aku
tidak memberitahukan hal apa itu, itu akan mengurangi rasa penasaran kalian
ketika membaca nantinya.
Oke seperti biasa, mari kita terlebih dahulu komentari
mengenai kover. Kover pada novel Five feet apart adalah sebuah sepasang
paru-paru. Memang novel ini akan menceritakan mengenai seorang gadis yang
bernama Stella yang terkena penyakit fibrosis kistik yang mengharuskan gadis
itu hidup bergantungan dengan obat dan alat-alat medis untuk menunjang
kehidupannya hingga dia mendapatkan paru baru. Dan itu sudah dilakukannya sejak
kecil.
Kehidupan Stella yang normal akhirnya terusik dengan
kedatangan Will. Lelaki itu memiliki menyakit yang beda dengan Stella—yaitu B.
cepacia dimana lelaki itu juga memiliki ketergantungan pada obat dan alat
medis. Will berbeda dengan Stella, lelaki itu tengah menjalani uji coba obat
untuk mengatasi penyakitnya.
Tapi mereka berdua sangat dilarang keras untuk berdekatan.
Dua meter adalah jarak mereka. Jika mereka saling berdekatan bahkan bersentuhan
maka mereka akan mati.
Karakter yang diciptakan cukup menarik untuk di bahas.
Stella, bisa dibilang merupakan salah satu karakter yang bisa dbilang ‘cukup
berani’ dalam beberapa hal tertentu dan memiliki rasa juang yang tinggi
terutama pada penyakitnya. Dia tidak patah semangat, tetap berpikiran positif
terlihat ketika dia membagikan kisahnya di channel Youtubenya, bahkan dirinya
terusik untuk menolong sosok Will.
Bagaimana karakter Will di novel Five Feet Apart? Wil
memiliki sifat yang pasrah terutama
terhadap penyakitnya. Lelaki itu sudah lelah dengan segala usaha yang dilakukan
ibunya, membawanya ke rumah sakit yang ada dikota-kota lain untuk mendapatkan
pengobatan tapi hasilnya nihil. Tidak ada obat yang mampu menyembuhkan
penyakitnya. Hingga lelaki itu bertemu Stella, yang berhasil membuatnya
melakukan perawatan untuk memperlambat penyakitnya tersebut.
Yang awalnya hanya patner terapi, perasaan mereka mulai
bertumbuh menjadi saling suka. Banyak hal-hal menantang yang dilalui oleh Will
dan Stella, mulai kencan pertama hingga detik-detik terakhir Stella mendapatkan
paru baru. Sepertinya kalian harus baca sendiri, kalau dispoiler akan
mengurangi perasaan tegang dan sedihnya.
Mengenai gaya penulisan, penulis menggunakan POV karakter
Stella dan Will, disini membuat aku memahami bagaimana perjuangan mereka untuk
bertahan hidup dengan mengesampingkan urusan asmara mereka. Meskipun berakhir
mereka berdua menjalin hubungan dengan mengurangi jarak mereka setengah meter.
Secara menyeluruh, bagus aku sangat puas. Emosiku
diaduk-aduk oleh penulis sekaligus film yang kutonton. Melihat membaca
membuatku ingin segera menamatkan segera untuk mendapatkan akhir hubungan
mereka berdua. Apakah salah dari mereka harus ‘pergi’ terlebih dahulu? Ataukah
mereka berdua tidak terselamatkan? Atau—lebih baik kalian baca atau menonton
sendiri, aku tidak ingin memberikan bocoran.

Comments
Post a Comment