Three Days of Happiness
Judul: Three Days of Happiness
Penulis:
Miaki Sugaru
Penerbit:
PT Gramedia Pustaka Utama – M&C
Cetakkan:
Ke-1 (2020)
Rate:
4/5
*
Blurb:
“Kalian
pasti tahu kalua hidup manusia tak ternilai dan tak bisa ditukar dengan apapun.
Nah,
sekarang coba bayangkan, jika hidup
manusia bisa dihutng dengan uang, menurut kalian berapa nilainya?”
Kusunoki
betul-betul sudah menyerah dengan hidupnya. Tak punya uang, tak punya teman,
hal spektakuler yang terjadi seperti janjinya pada Himeno—perempuan special dalam
hidupnya—sepuluh tahun lalu.
Di saat
seperti itu, dia mendengar mengenai sebuah toko yang bisa membeli sisa hidup.
Setelah
mengetahui harga sisa hidupnya, akankah dia menjualnya?
*
Melihat blurbnya saja, siapa yang tidak
dirundung rasa penasaran?
Aku sangat penasaran ketika melihat blurb yang
tertulis dibelakang bukunya. Bagaimana tidak, ada toko yang bersedia membeli sisa
hidup kita atau istilah mudahnya, menukar hidup dengan sejumlah uang. Sangat gila bukan, out the box ide yang
dituliskan Miaki Sugaru ini.
Semuanya kisahnya bermula ketika Kusunoki sangat
membutuhkan uang dan beberapa pemilik toko buku dan penjual CD memberikan
tahukan bahwa ada toko yang bisa menjual sisa hidupnya. Setelah ia menjual hidupnya,
Kusunoki didatangi oleh seorang pengawas yang bernama Miyagi tersebut.
Novel ini diceritakan menggunakan POV karakter
Kusunoki, membuatku memahami tentang kesulitannya terutama mengenai keuangannya
di negara Jepang yang mayoritas produk yang dijual bisa terbilang mahal.
Alur dalam novel ini, terbilang maju mundur
karena sedikit mengulik kenangan masa lalu dari Kusunoki sekolah dasar. Kisah yang
dibawakan oleh guru ketika pelajaran moral menjadi kenyataan ketika ia
menginjak usia 20 tahun dengan keminimannya dalam segi keuangannya.
Terjemahannya pun sangat bagus, seakan aku sedang membaca novel karangan penulis lokal yang sama menariknya dan membuatku nggak berhenti-henti membacanya.
Sosok Kusunoki membantuku menyadarkan akan kenyataan
yang ada didunia ini, yaitu tidak ada gunanya berusaha untuk diingat oleh
orang-orang yang tidak dekat dengan kita. Tapi berusahalah untuk diingat oleh orang
yang ada disekitar kita, seperti Kusunoki yang berusaha untuk diingat oleh
Miyagi—pegawasnya.
Selain itu, penulis juga seakan
mengingatkan kita untuk menggunakan waktu sebaiknya, bahkan melakukan apa yang ingin
kita lakukan seperti hobi yang tertunda.
Lakukan selagi kamu bisa melakukan. Itu yang aku tangkap setelah membaca novel
ini. Novel ini sangat rekomendasi banget. Novel ini sudah diadaptasi dalam
bentuk manga.

Comments
Post a Comment