Forever Monday

                                                                                     Judul buku: Forever Monday

Penerbit:  PT Gramedia Pustaka Utama

Penulis: Ruth Priscilia Angelina 

Dicetak:  2014

ISBN: 978-602-03-4621-2

EISBN: 978-602-06-1257-7

Rating: 4/5


*

Blurb


Bagi Ingga, Senin adalah segala-galanya. Dia takkan mau menukar Senin miliknya untuk apap pun. Karena hanya pada hari itu dia bisa menjadi pacar Eras, playboy berhati dingin yang mengasuh dia dan adiknya setelah ayah mereka meninggal beberapa tahun lalu. 


Kemudian Kale datang ke hidupnya. Pemuda nekat itu memperkenalkan hari-hari lain kepadanya, mengajarinya cara bersenang-senang, dan menyayangi diri sendiri. Tidak seperti Eras, Kale yang hangat membuat hatinya jungkir balik, memporak porandakan dunianya dengan semua bentuk kasih sayang yang aneh. 


Namun apakah itu semua cukup bagi Ingga untuk melepaskan Eras dan Senin miliknya? Akankah cinta buta membuat Ingga bertahan meski Eras memiliki banyak rahasia yang mampu menghancurkan gadis itu dan semua orang yang disayanginya?

*



Ini pertama kalinya aku membenci karakter dalam novel. Mati bukanlah jawaban terbaik dalam menyelesaikan masalah, tapi karakter itu memilih mati daripada menunggu sebuah kebahagiaan yang sebentar lagi akan dilihat serta dirasakan mereka. 


Forever Monday, menceritakan Ingga yang menjadi pacar hari Senin Eras. Ingga sama sekali tidak mempermasalahkan kehadiran Eras hanya berkutat di hari Senin. Cowok itu terkenal playboy, punya sederet pacar yang menghiasi hari-harinya, tapi tidak ada yang mengetahui sebuah masa lalu kelam dari seorang Eras. Cinta dan kekayaan perlahan menghancurkan masa kecil Eras secara brutal, menciptakan dirinya menjadi sosok tanpa cinta dan kasih sayang dari seorang wanita khususnya Ibu. 


Aku mau menghela nafas dulu. Emosiku benar-benar dimainkan oleh novel ini. Gimana nggak, prolognya sudah sangat menyedihkan dengan kehidupan Ingga yang dirundung kesalahan masa lalunya—tepatnya alasan kematian papanya—setelah cewek itu mampu berdamai dengan masa lalunya giliran Eras dan Rara (sahabat Ingga) yang mulai terseret dendam keluarga papa Rara yang ternyata masih mempunyai hubungan darah dengan keluarga Ingga. 


Disitulah permasalahan mulai rumit, Ingga harus menyerahkan Eras pada Rara demi ambisi bodoh Papa Rara. Di saat yang bersamaan, sebuah fakta terungkap dari Tante Wira semakin merumitkan masalah yang ada. Rasa cinta Ingga terbalaskan oleh Eras, tapi tidak bertahan lama. 


Aku benci Ingga, Rara, dan Eras.  Aku benci mereka bertiga.


Yang dua memilih mengakhiri nyawa. Yang satunya membiarkan dirinya terjebak dalam masa lalu kelam untuk kedua kalinya, meskipun di sekitarnya masih banyak sekali kebahagian yang bisa dirasakan. 


Kematian tidak sepenuhnya merupakan jalan terbaik dalam menyelesaikan masalah. Tidak untuk orang itu sendiri maupun orang yang ditinggalkan. Justru orang yang ditinggalkan akan menjadi lebih tersakiti.


Sekian reviewnya.



Comments

Popular posts from this blog

Membunuh Cupid

The Kudryavka Sequence [PART 3]

The Confidante Plot