Kutukan Hantu Opera [PART 5]

                                                                         Judul buku:  OMEN #5—Kutukan Hantu Opera

Penerbit:  PT Gramedia Pustaka Utama

Penulis:  Lexie Xu

Dicetak:  Juli 2014 (cetakan kedua)

ISBN: 978-602-03-0558-5

Rating: 4/5


*

Blurb

File 5: Kasus penganiayaan anak-anak pelaku kejahatan SMA Harapan Nusantara pada malam pementasan Phantom of The Opera. 


Tertuduh: Lagi-lagi Kelompok Radikal Anti-Judge. Kali ini muncul seseorang yang belum apa-apa sudah berani mati mengakui dirinya sebagai lawan kami. Damian Erlangga, anak baru misterius yang dipenuhi berbagai gosip brutal yang bikin dirinya ditakuti semua orang (dan gosipnya Damian naksir Putri). Selain itu, kami juga harus memperhitungkan Nikki dengan senyum-mulut-sobek-nya yang menghantui mimpi buruk kami, serta seseorang yang muncul dari masa lalu Erika. 

 

Fakta-Fakta: Diadakan pementasan Phantom of the Opera kendati sudah ada legenda mengenai Kutukan Hantu Opera. Gosipnya, saat drama itu dipentaskan, akan ada banyak orang yang mati. PAda saat latihan drama, Aya nyaris mengalami kecelakaan yang mengancam nyawanya. Selain itu, masih ada banyak gangguan lain (dicurigai di antaranya ulah iseng Erika). Kemudian, pada malam pementasan drama, satu per satu orang yang pernah melakukan kejahatan di SMA Harapan Nusantara ditemukan dalam kondisi kritis dan topeng terbelah. Lebih  celakanya lagi, di tengah-tengah drama, Valeria hilang.

  

Misi kami: Menemukan Valeria dan membekuk pelaku Kutukan Hantu Opera. 


Penyidik Kasus,

Putri Badai, Aria Topan, & Rima Hujan.

(+)Erika Guruh & Valeria Guntur.

*




Kata ‘Opera’ biasanya identik dengan penampilan sebuah drama musikal. Tapi pemikiran itu tidak berlaku dalam novel serial OMEN ke-5 ini. Opera yang ditulis adalah sebuah kutukan. Dimana Hantu Opera akan satu persatu mencabut nyawa siapapun saat pementasan dimulai. 


Kutukan Hantu Opera—menceritakan sebuah pementasan sebuah drama SMA Harapan Nusantara yang berlangsung ricuh. Selama pementasan dimulai, saat itu juga korban mulai berjatuhan satu persatu. Anehnya, korban yang berjatuhan adalah korban yang telah melakukan kejahatan di kasus-kasus sebelumnya (tepatnya, pada OMEN seri 2,3, dan 4) meskipun ada beberapa karakter yang dengan liciknya memanipulasi dan merelakan dirinya seakan ‘menjadi korban’ kutukan hantu opera tersebut. 

Seperti biasa, para anggota anggota The Judges mulai menyelidiki kasus itu selama jalannya pementasan. Tapi disini, aku sama sekali tidak merasakan kengerian sama sekali. Ketakutan yang mencengkram sama sekali tidak ada, justru digantikan dengan rasa simpati pada pasangan Putri–Damian. 


Satu kejutan lagi, sudah terbuka di novel seri ke-5. Semua asal mula ini muncul karena ada kebencian teramat dalam dari keluarga salah satu karakter tersebut. Aku nggak akan spoiler, kalian lebih baik baca sendiri. Selama aku membacanya, otakku seakan harus menggali lagi ingatan nama-nama karakter figuran yang ternyata di seri ke-5 ini adalah lawan The Judges. 


Ditambah kemunculan, Damian. Dengan blak-blakan, cowok itu membuat Putri jatuh hati dan mematahkan hatinya dalam satu waktu. 


Seperti serial OMEN lainnya, yang sesungguhnya bergenre horor, tapi sama sekali tidak kurasakan hal itu, justru romansanya yang begitu terasa. Aku sangat menyukai interaksi para pasangan para karakter tersebut. Untuk kali ini, semua perhatianku tersedot habis pada Putri–Damian. Tanpa mereka berada di dua kubu berbeda, mereka nggak akan bertemu, lalu saling jatuh cinta. 


Sekian, sampai jumpa di seri berikutnya. 


Comments

Popular posts from this blog

Membunuh Cupid

The Kudryavka Sequence [PART 3]

The Confidante Plot