Yes to Life

                                                                                       Judul buku: Yes to Life

Penerbit:  Penerbit Noura Books

Penulis:  Viktor E. Frankl 

Dicetak:  2021

ISBN: 978-623-242-218-6

Rating: 3.8/5

*

Blurb


Sebuah masterpiece yang ditemukan kembali di antara tumpukkan karya-karya monumental Viktor Frankl melengkapi karya fenomenalnya, Man’s Search for Meaning.


Saya letih tak terkita, sedih tak terkira, kesepian tak terkira… Di kamp kamu merasa sudah mencapai titik terendah dalam hidup. Lalu saat kembali pulang kamu menyaksikan segala sesuatu yang kamu coba pertahankan telah hancur… Saat kamu menjadi manusia lagi, kamu bisa tenggelam bahkan lebih dalam ke sumur penderitaan yang tak berdasar. Kalau aku tidak memiliki sikap positif sekuat karang ini terhadap kehidupan, jadi apa aku selama pekan-pekan terakhir, atau bahkan selama berbulan-bulan ini kamp konsentrasi? (Surat Viktor Frankl pada sahabatnya, Wilhelm dan Sepha Bormer)


Viktor E Frankl, dikenal sebagai pencetus Logoterapi, demikian gigih menyebarkan gagasan tent
ang makna hidup, kekuatan semangat manusia dan pentingnya memeluk bahkan merayakan kehidupan ketika kita dihadapkan pada penderitaan paling suram sekalipun. Gagasan-gagasan ini antara lain disampaikan Frankl dalam serangkaian kuliah umum di Wina, Austria, hanya beberapa bulan setelah dia dibebaskan dari kamp konsentrasi Nazi. Buku
Yes to Life adalah kumpulan bahan kuliahnya itu. 


“Buku ini menawarkan jalan untuk menemukan harapan bahkan di masa depan seperti saat ini.” 

The New York Times

*



Jujur, pertama kali membaca buku ini cukuplah sulit untuk aku cerna, karena Viktor menjelaskan dengan pengalaman hidupnya dalam kamp konsentrasi Nazi, walaupun membutuhkan waktu untuk memahaminya, aku mendapatkan beberapa poin dari buku Yes to Life.


Memang menemukan makna hidup sangatlah sulit. Bahkan banyak orang disekitar kita yang memilih hidup hanya mengikuti arus tanpa memperjuangkan. Tapi ada juga yang memilih mengakhiri hidup karena beberapa alasan yang cukup menyakitkan. 


Frankl menyebutkan adanya tiga cara yang bisa dilakukan orang untuk memenuhi makna hidupnya, yaitu melalui sebuah aksi; ketika kita menghargai alam, karya seni, atau mencintai seseorang; seseorang bisa beradaptasi dan merespon batasan yang tak terhindarkan dari banyaknya kemungkinan. 


Namanya hidup, tak akan luput dari yang namanya ‘bunuh diri’. Penulis sendiri sedikit mengulas hal itu. Antara lain, alasan orang melakukan bunuh diri tersebut. (1). Ketika mengalami perubahan kondisi mental akibat keadaan fisiknya. (2) pertimbangan yang ditimbulkan dari sekitarnya. (3) Merasa lelah dengan hidup. (4) Tidak mempercayai kalau hidup mereka patut untuk dijalani. 


Untuk alasan ke3, bahwa manusia memang diciptakan sedemikian, dengan tugas masing-masing. Maka dari itu manusia nggak bisa digandakan, karena keunikan dan kemampuannya masing-masing. Tidak semua manusia bisa melakukan satu tugas yang sama. Jadi jangan lelah dengan kehidupan ini. 


Intinya sekeras apapun hidup, kita tetap harus berusaha karena di setiap tantangan pasti ada makna yang tersirat di dalamnya.


Sekain dan stay tuna

Comments

Popular posts from this blog

Membunuh Cupid

The Kudryavka Sequence [PART 3]

The Confidante Plot