Ours
Judul buku: Ours
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Penulis: Adrindia Ryandisza
Dicetak: 2021
ISBN: 978-602-06-5631-1
E-ISBN: 978-602-06-5632-8
Rating: 4/5
*
Blurb
Menurutmu, mempunyai anak itu pilihan atau keharusan?
Latar belakang keluarga yang berbeda tak lantas membuat Prita dan Andi berdebat panjang saat diskusi tentang anak. Sebelum menikah, mereka sudah bersepakat untuk hidup tenang dan damai berdua saja sampai tua. Mereka bahagia.
Sayangnya, prinsip mereka dianggap melenceng oleh keluarga Andi yang konservatif. Prita dianggap melawan kodrat. Beberapa perkataan dan perilaku anggota keluarga Andi membuat pasangan itu mengelus dada.
Situasi di sekitar mereka semakin mengancam. Kenzo, rekan kerja Prita, mulai terang-terangan mendekatinya. Belum lagi ibu yang menelantarkan Prita sejak kecil, tiba-tiba menuntut perhatiannya. Kedai kopi yang terancam bangkurt pun menguras pikiran Andi.
Keduanya tidak ingat lagi cara berbahagia. Komunikasi di antara mereka mulai terhambat. Namun, rumah tangga mereka terasa begitu riuh karena mulai terdengar suara–suara orang lain. Kehidupan Prita dan Andi pun tak lagi hanya milik berdua.
*
Topik tentang childfree masih sangat asing di negara kita, dimana keputusan yang diambil oleh pasangan suami istri untuk tidak mempunyai anak setelah menikah. Keputusan itu semata-mata diambil berdasarkan banyak faktor.Tapi dalam novel Ours, Prita memilih mengambil keputusan childfree didasari oleh masa lalu yang kelam tentang ibunya menyebabkan ketakutan akan kewajiban menjadi seorang ibu. Keputusan itu ternyata sangat didukung oleh Andi, tapi tidak oleh keluarga Andi yang terus menuntut anak dari Prita.
Novel Ours, membawa aku sebagai pembaca berkenalan dengan genre baru yaitu tentang pernikahan dan keluarga. Menjadi orang tua tidak hanya berhubungan badan, mengandung, dan melahirkan. Tapi menjadi orang tua, harus memiliki kesiapkan dalam banyak segiーfinansial, waktu, mental dan fisik orang tua tersebut. Yang perlu diingat, memilih mengambil keputusan childfree didasari banyaknya faktor antara lain, faktor masa lalu; faktor fisik, kondisi psikologis, perekonomian keluarga, faktor lingkungan, dan alasan personal.
Mengenai alur novel ini sangatlah naik turun dengan cepat. Tidak hanya itu, ketegangan Prita ketika harus menghadapi ibu mertua sangatlah terasaーseperti sedang menunggu hasil raporーkalau sudah selalu ditutup oleh deretan wewejang, seakan Prita baru saja mendapatkan rapor merah. Bikin telinga panas.
Penulis benar-benar menekankan bahwa mengambil keputusan memiliki anak adalah hak setiap orang dengan catatan akan munculnya kewajiban yang harus diemban ketika anak itu lahir. Kalau belum ada kesanggupan menjalankan kewajiban itu, lebih baik tunda atau anaknya kelak yang akan sengsara.
Pokoknya novel ini aku rekomendasikan bangetlah untuk yang ingin mengetahui dunia pernikahan seperti apa. Pernikahan bukan berarti happy ending seperti film disney, tapi pernikahan adalah babak baru kehidupan seseorang. Di babak inilah kekompakan dengan pasangan akan diuji.
Sekian dan stay tuna.
Comments
Post a Comment