False Beat

                                                                                       Judul buku: False Beat

Penerbit:  Penerbit Gramedia Pustaka Utama

Penulis:  Vie Asano

Dicetak:  2018

ISBN: 978-602-03-8226-5

E-ISBN: 978-602-03-8227-2

Rating: 4/5


*

Blurb


Nggak usah lihat-lihat. Gawat kalau lo nanti suka sama gue.


Gara-gara terlilit utang dengan om-nya, Aya harus rela menjadi manajer Keanu & the Squad. Sebenarnya pekerjaan itu tak seburuk yang dia bayangkan, kalau saja bukan Keanu yang harus dihadapinya. Vokalis sekaligus pentolan band itu mungkin punya banyak fans. Dan harus dicatat, Keanu tuh punya wajah ganteng, bibir seksi, penampilan keren, dan suara yang bagus banget. Tapi, Keanu punya segudang kelakukan ajaib yang membuat Aya tak bisa berkutik, juga membuat jadwal roadshow berantakan!


Aya pun mencari cara untuk mengendalikan Keanu agar roadshow berjalan lancar. Baru saja merasa menemukan jawaban, Aya malah terjerumus dalam masalah baru: mengetahui rasa besar Keanu yang membuatnya terperangkap dalam drama tak berujung.

*



Menjadi manager sebuah band yang sedang naik daun dari Entertainment yang dikelola oleh keluarga sendiri—adalah sebuah kebanggaan sendiri. Tapi tidak untuk Aya, cewek itu menolak mentah-mentah permintaan Om Putra—pemilik Putra Entertainment tempat Keanu & the Squad bernaung. 


Sebelum aku menjelaskan apa makna kisah novel ini bagiku, aku akan menceritakan secara garis besar False Beat. 


Awal novel ini beralur begitu menyenangkan, melihat sosok Aya sangat kewalahan mengikuti alur Keanu mulai dari awal pertemuan hingga menjadi tour manager dalam rangka merayakan 3rd anniv ‘Keanu & the Squad’ di dua puluh kota. Berjalannya roadshow itu, Aya mulai perlahan menemukan sisi lain dari Keanu—si vokalis—semakin Aya mengulik kehidupan (dalam artian: mencari celah menaklukkan Keanu), ia justru menemukan kehidupan lain dari Keanu yang tidak disangka oleh dirinya. 


Jujur, aku merasa sedih membaca novel ini meskipun perjalanan Keanu & the Squad sudah berakhir tapi hatiku masih nyesek mengetahui deretan alasan Kevin sang kembaran melakukan ‘hal itu’ bahkan melihat karakter Aya meresponnya membuatku terenyuh. Sikap Aya sungguh patut di acungi jempol mengenai tindakannya terhadap masalah kedua anak kembar itu, meskipun hatinya marah, benci, murka sekalipun; Aya tetap professional menanggapinya. 


Ini kali kedua aku membaca novel yang cukup menyayat hati. Melihat deretan sikap Kevin—kembaran Keanu—membuat hatiku tersayat tak karuan. Seorang saudara yang sangat menyayangi saudaranya sampai-sampai dengan rela ingin menghilangkan jati dirinya demi saudaranya. 


Lewat novel ini, aku kembali diingatkan untuk selalu mengasihi, memaafkan—kalau nggak bisa at least jangan menaruh rasa iri ataupun dendam dengan mereka—dan tetap menjalin komunikasi dengan mereka-mereka sebelum waktu berkata lain terhadap keberadaan kita ataupun mereka. 


sekian reviewnya. 


Comments

Popular posts from this blog

Membunuh Cupid

The Kudryavka Sequence [PART 3]

The Confidante Plot