OK, Boss!
Judul buku: OK, Boss!
Penerbit: PT Bukune Kreatif Cipta
Penulis: Mayang Aeni
Dicetak: 2017
ISBN: 978-602-220-239-4
Rating: 3.5/5
*
Blurb
Snooze…pip!
“Euhm…. ya, halo!”
“Sudah berapa kali kamu men-snooze alarmmu, Adrianni?”
“AH! Anu, ma—maaf, Pak! Sa—saya…itu eh, saya…”
“Saya tidak peduli alasan kamu. dua puluh menit lagi kamu harus sudah ada di ruangan saya dengan kopi dan sarapan saya. Ingat Adrianni, dua puluh menit dari sekarang!”
“Hah?!!! Tap—”
TUUT…
“AAAAAAAAAAAA!!!!”
Menjadi sekretaris merangkap asisten pribadi seorang big boss bernama Ruliano Permana tidak pernah masuk daftar tujuan hidup seorang Adrianni Hanggita. Mungkin segalanya akan lebih mudah jika Rully bukanlah pria yang perfectionist, angkuh, strict dan menyebalkan.
Namun diam-diam Andrianni—gadis ceplas-ceplos yang sering kelepasan mencibir bosnya sendiri itu—mengagumi dan menyimpan rasa pada si bos yang super-menyebalkan itu.
Dan siapa sangka, Rully—direktur muda tampan yang senang membuat sekretarisnya kerepotan itu—menyimpan cerita sendu di balik kesempurnaannya.
*
Membaca ini mengingatkanku akan hutangku untuk membaca novel ‘Why Secretary Kim’ yang belum usai dari tahun lalu. Tema ceritanya memang mirip—tentang atasan dan sekretaris—namun konflik didalamnya tentu saja berbeda.
OK, Boss!—novel karangan Mayang Aeni a.k.a rapsodiary—menceritakan tentang sekretaris bernama Andrianni dengan bosnya, bernama Rully. Hampir dua tahun Andri bekerja sebagai asisten pribadi Rully dengan berjuta-juta tingkah aneh Rully yang tidak luput membuat Andri kesal bukan main. Hingga suatu waktu, kembalinya Arkan (adik tiri Rully) membuat Rully akhirnya membuka perasaan terpendam pada Andri.
Secara tema cerita, sebenarnya sudah mainstream. Sudah banyak cerita yang membawa tentang hubungan atasan dengan bawahan yang berujung menjadi sepasang kekasih. Tapi sekali lagi, tema cerita boleh sama tapi konflik dipastikan berbeda bukan. Ya, perbedaan konflik dalam novel ini yang menjadi nilai plus yaitu sisi kelam Rully yang bisa dibilang menarik perhatianku untuk membaca novel ini.
Memang benar, dibalik kesuksesan atau gestur seseorang pasti tersimpan sebuah alasan kenapa orang itu melakukannya termasuk Rully. Sosok dingin, tegas dan wibawanya seorang Rully menyimpan sejuta kisah sedih dalam kehidupan cowok itu. Meskipun memiliki masa depan cemerlang belum tentu ia mempunyai kehidupan privasi yang begitu membahagiakan seperti Rully contohnya.
Sementara sosok Andri, menurutku sekedar pemanis dalam novel ini. Karena sosok Andri muncul untuk menghiasi hari-hari Rully sebagai seorang direktur utama dengan berjibun tanggung jawab dan masalah keluarga yang belum menemukan titik terangnya.
Mengenai pesan moral? Hmmm, aku sendiri masih belum menemukan secara menyeluruh. Tapi yang aku ingat dari novel ini yaitu tentang kebiasaan Rully—maniak alkohol—meneguk minuman itu nggak akan membereskan masalah sepenuhnya, melainkan hanya menghilangkannya sesaat dan memunculkan kembali setelah efek minuman itu hilang.
Sekain reviewnya dan stay tuna
Comments
Post a Comment