Happiness Battle
Judul buku: Happiness Battle
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Penulis: Joo Youngha
Dicetak: 2022
ISBN: 978-602-06-5800-1
EISBN: 978-602-06-5801-8
Rating: 4/5
*
Blurb
Sepasang suami istri ditemukan dalam kondisi mengenaskan di Apartemen High Prestige supermewah di Gangnam. Sang suami, Kang Do-joon, ditikam di punggung, sementara istrinya, Oh-Yoo-jin, ditemukan tewas dalam posisi bergelantungan di pagar balkon. KEtika Jang Mi-ho mendengar tentang kematian Oh Yoo-Jin, sahabat baiknya semasa SMA, ia pun terdorong untuk menyelidiki sendiri kasus aneh itu.
Mi-ho berhasil mengetahui bahwa Yoo-jin dan beberapa ibu TK terlibat “perang kebahagian” di media sosial, di mana mereka berlomba-lomba memposting foto untuk memamerkan diri bahwa mereka adalah orang yang paling bahagia, karena memiliki suami paling penyayang, barang paling mewah, dan anak paling pintar. Polisi secara resmi menyatakan bahwa Oh Yoo-jin bunuh diri setelah menikam suaminya, tetapi Mi-ho curiga bahwa alasan kematian Yoo-jin berhubungan dengan “perang kebahagiaan” ini.
Juga berhubungan dengan USB misterius yang sepertinya diburu semua orang.
Namun, apakah kasus ini juga berhubungan dengan trauma dari masa SMA tujuh belas tahun yang lalu?
*
Kali ini ending novel ini membuatku geleng-geleng kepala, seakan tidak habis pikir dengan ending yang diberikan. Benar-benar tidak terduga. Lebih baik baca sendiri, hahaha.
Happiness Battle—menceritakan ditemukan sepasang suami istri yang tewas dengan posisi aneh dan menyeramkan. Suami ditikam dan istri tewas bergelantungan di balkon apartemen. Sialanya, kematian itu berada di apartemen super mewah. Mi-ho, teman dekat Yoo-jin merasakan keanehan dalam kasus pembunuhan itu, lantar ia dengan sukarela menyelidiki kasus kematian yang perlahan mengungkap adanya ‘perang kebahagiaan’ di media sosial antara ibu-ibu TK kalangan atas tersebut.
Pertemuan Yoo-jin dengan Mi-ho sangatlah kebetulan, ketika Mi-ho yang bekerja di perusahaan elektronik yang tengah mengadakan lomba foto di media sosial dengan Yoo-jin keluar sebagai pemenangnya. Pada titik itu, Mi-ho mulai membuka luka lama yang dipendamnya selama tujuh belas tahun. Kesalahannya mulai terungkap satu persatu terhadap Yoo-jin dan berharap ia bisa menebusnya.
Novel ini menggunakan alur maju mundur, dimana kita bisa melihat kehidupan tujuh belas tahun lalu—ketika Mi-ho; Yoo-jin; dan Se-kyeong masih duduk di bangku SMA serta kehidupan keluarga mereka tersebut. Banyak hal yang terjadi, tanpa sadar hal-hal itu menciptakan trauma terutama Mi-ho yang ternyata masih belum berdamai dengan masa lalunya dan Yoo-jin.
Apa yang ditampilkan pada media sosial, belum sepenuhnya benar seratus persen. Di balik semua foto pasti memiliki bumbu rahasia yang nggak akan diungkap ke permukaan. Itulah pesan pertama yang secara nggak langsung ingin penulis sampaikan pada kita.
Sementara pesan kedua, berkaitan tentang bagaimana kita berdamai dengan diri sendiri. Berdamai dengan keadaan diri kita. Tidak seperti ibu-ibu TK Internasional Heritage dan Mi-Ho. Ibu-ibu tersebut berusaha sekuat tenaga membentuk kehidupan bahagia di media sosial—seakan ingin mendapatkan validasi dari penghuni dunia maya tentang kehidupannya. Sayangnya, kehidupan itu tidak akan berlangsung lama melainkan perlahan-lahan akan mencekik pemilik akun media sosial tersebut seperti Yoo-jin, memilih mengubur dalam-dalam penyebab kematiannya sesungguhnya dan menciptakan kamuflase.
Mi-Ho—secara pribadi wanita itu—masih belum sepenuhnya lepas dari kenangan buruk Yoo-Jin. Menyelidiki kematian Yoo-Jin, membuat luka lama dan rasa bersalahnya muncuat keluar, sampai-sampai dengan keberanian seadaanya, Mi-Ho mulai mengais informasi di masa lalunya termasuk menghadapi ibunya kembali.
Sekian reviewnya.
Comments
Post a Comment