Sintas

Judul buku: Sintas

Penerbit:  Elex Media Komputindo

Penulis:  Ifa Inziati

Dicetak:  2021

ISBN:  978-623-00-2506-8

Rating: 3.8/5

*

Blurb

Savitri hanya menyukai Jo. Sejak Jo menolongnya dan menginspirasinya untuk mengambil mata kuliah Ekologi Umum, pandangannya Savitri terus mengarah padanya. 

Lalu, Savitri sekelompok dengan Sutan, si mata sengit yang tak henti membuatnya bingung. Kadang dia ramah, tak jarang menyebalkan. Yang pasti, dia selalu membuat Savitri terheran-heran bahkan sampai mereka berangkat kuliah lapangan ke Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Mengapa Sutan bersikeras meyakinkannya, bahwa dia yang sebetulnya dituju hati Savitri selama ini?

Di tengah kebimbangan dan sibuknya kulap Ekum, Savitri menimbang-nimbang hingga batinnya bertanya: Benarkah ia masih tulus menyukai Jo? Atau Sutan perlahan telah membuatnya jatuh? Sampai batas mana kesinisan perasaannya?  

*

Kalau ada yang dekat, kenapa harus yang jauh? 

Sebelumnya, terima kasih pada Kak Ifa (selaku penulis novel Sintas) yang sudah memberikan kesempatanku untuk membaca novel Sintas. Novel Sintas memberikanku pengalaman baru terutama tentang latar belakangnya yang mengangkat kuliah Ekologi Umum (sangat jarang aku temui novel dengan latar belakang ini).

Sintas, menyuguhkan tentang perjalanan Savitri ketika mengambil matkul Ekologi Umum (yang berdasarkan rumor yang beredar, matkul itu sangatlah menyeramkan) hanya untuk menggebet Jo. Memang semuanya awalnya berjalan dengan lancar, tapi tidak setelah Savitri satu kelompok dengan Sutan--si manusia sengit, yang kerjaannya mengganggu Savitri setiap saat. 

Seiring berjalannya waktu, penulis berhasil membuatku geram setengah mati dengan Savitri yang masih memperjuangkan Jo, sementara sosok Sutan yang dekat dengannya sudah memberikan tanda-tanda bahkan kejelasan bahwa Sutan mempunyai perasaan. Tidak hanya itu, penulis juga berhasil membuatku kembali mengenang masa lalu selama berkuliah, dengan tugas segunung dan deadline mepet bahkan mengenai kisah rekan anggota kelompok yang sering mangkir juga nggak luput dari pengamatan kak Ifa. Sayangnya, secara real life sangat jarang menemukan mahasiswa yang bertobat, hahaha.

Mengenai masing-masing karakter, aku paling terkesan dengan Sutan. Meskipun Sutan sosok yang cuek bahkan gregetin bagi Savitri, tapi Sutan karakter yang tanggung jawab bahkan terhadap keberadaan Nesya (adiknya). Ia memilih meninggalkan kegiatan kampusnya demi berada di samping adiknya. Kakak idaman sekali :) Oh Sutan. Oh Sutan, aku ngeliat perlakuannya pada Savitri kadang buat melting. Sederhana tapi ngena banget dan hanya dilakukan oleh orang spesial tentunya. 

Sementara untuk Jo, aku sedikit kurang suka dengan perlakukannya yang baik terhadap semua orang. Baik itu boleh, tapi nggak harus ke semua orang, bisa jadi Jo berujung dimanfaatkan atau terjadi kesalahpahaman. Dalam kasus Jo, cowok itu membuat kesalahpahaman antar karakter lain dan untungnya terselesaikan dengan sangat baik.

Kalau karakter Savitri, aku tidak bisa berkata apapun karena Savitri adalah sosok netral (apa adanya) Seandainya aku ada diposisi Savitri dengan berbagai macam permasalahan, kemungkinan besar aku akan melakukan hal sama--mengacuhkan rekan yang malas atau sekedar mencari peluang mendekatkan diri dengan si gebetan. 

Mengenai gaya penulisannya aku sangat menyukainya, sangat tertata bahkan di bagian pendeskripsian latar tempat dan waktu terkesan nyata, seolah aku benar-benar mengikuti kurlap disana. Hanya saja ada beberapa kata yang typo, membuatku gemas ingin membenarkan, hahaha. Meskipun adanya typo spasi tidak menghalangi moodku ketika membaca. 

Sekian reviewnya, kalau kalian tertarik dengan karya lain kak Ifa, kalian bisa baca 28 detik (diterbitkan oleh Bentang Belia) dan Un Treno per Non So--Kereta Tanpa Tujuan (diterbitkan oleh Gramedia). Setelah ini membaca Sintas, aku sangat tertarik membaca kedua buku tersebut. Kalau penasaran, stay tune aja di review berikutnya. 

Keep safe guys.