The Boy I Knew from Youtube
Judul buku: The Boy I Knew from Youtube
Penerbit: PT Gramedia
Pustaka Utama
Penulis: Suarcani
Dicetak: 2020
ISBN: 978-602-06-3819-5
EISBN: 978-602-06-3820-1
Rating: 3.5/5
*
Blurb
Pada hari pertama di SMA, Rai terkejut. Ternyata Pri, pemilik channel Pie Susu, adalah kakak kelasnya. Mereka sering berinteraksi di kolom komentar Youtube, bahkan lanjut ke e-mail.
Pie Susu tidak pernah mengetahui identitas Rai. Video cover lagu-lagu yang Rai nyanyikan di channel Peri Bisu hanya menanyangkan sosoknya dari belakang. Itu pun sebatas pundak ke atas. Karena sudah tidak tahun Rai tidak lagi nyaman menampilkan bakat menyanyinya di dunia nyata.
Saat tiba-tiba Rai terpaksa harus tampil lagi di depan umum,
Kak Pri bersedia mengiringinya dengan gitar. Persiapannya lomba akustik pun mengiringi
interaksi mereka di dunia nyata. Namun, Rai masih tidak percaya diri. terutama
ketika gosip dan perlakukan tidak menyenangkan atas ukuran tubuhnya kembali
mencuat.
*
Siapa sih yang nggak risih atau marah kalau kena body shaming?
Pasti nggak terima dan rasanya pingin cekik leher orang tersebutkan? Itulah yang dirasakan Rai yang terkena body shamming akibat ukuran payudaranya yang menurutku besar.
Novel ini menurutku unik dalam pengangkatan tema yang nggak biasa. Yaitu tentang body shaming, meskipun tema tersebut dibumbui oleh kegiatan di channel Youtube. Nggak usah basa-basi aku bakal bahas novel ini.
The Boy I Kenw from Youtube, menceritakan pertemuan Rai dan Pri lewat laman Youtube. Perlahan interaksi mereka dari kolom komentar berpindah ke surel dan terbilang cukup instens mereka berinteraksi. Identitas Peri Bisu pun terbuka ketika Rai dan Pri berduet di acara sekolah mereka. Rai bernyanyi dan Pri mengiringi, disitulah Pri menemukan kesamaan Rai dan Peri Bisu.
Aku sedikit kagum dengan karakter Pri, mengenai cara menolong Rai ketika gosip ukuran payudaranya tersebar begitu cepat dengan menempelkan selebaran tentang ganjaran melakukan tindakan tercela itu. Pri termasuk karakter yang pengertian dan tidak bertindak terang-terangan untuk menolong Rai. Bahkan Pri sendiri diam-diam mensupport Rai lewat surel Pie Susu.
Aku suka sama alur novel ini, secara nggak langsung mengajarkan untuk
menghargai segala pemberian Tuhan termasuk bentuk tubuh. Dan untuk orang-orang
yang suka ngatain orang terutama sering melakukan body shaming kalian
sangat perlu kaca untuk melihat diri kalian sendiri. Karena di dunia ini nggak
ada yang sempurna kecuali sang pencipta sendiri.
Sekian reviewnya.
Stay tuna.

Comments
Post a Comment